Tag Archives: BUpati Indramayu

Jawa Barat Butuh Pemimpin Cerdas, Tegas, Berani

Jawa Barat yang mempunyai wilayah yang sangat begitu luas dan permasalahan yang beragam serta tantangan yang beraneka ragam membutuhkan seorang pemimpin yang mampu mengatasi segalam permasalahan tersebut. Seperti diketahui tantangan yang dihadapi Propinsi Jawa Barat di masa mendatang sangat banyak. Oleh karena itu Jawa Barat membutuhkan sosok pemimpin yang punya karakter khusus. Pemimpin itu harus punya sikap tegas, pemberani, cerdas tapi religius.

Sikap-sikap diatas semua ada pada diri Yance, mantan Bupati Indramayu ini dirasa telah berhasil membuktikan dirinya sebagai seorang inovator dengan program “REMAJA” yang beliau rintis. Meski tak harus sama, namun gagasan-gagasan dan inovasi Kang Yance sangat dibutuhkan untuk membangun propinsi Jawa Barat. Jawa barat membutuhkan figur Gubernur yang seperti Yance yang berani, merancang inovasi-inovasi baru

Jawa Barat ini tidak membutuhkan pemimpin copy paste, harus mempunyai gagasan-gagasan yang cerdas demi rakyatnya, harus ada yang berani dan membawa daerah dan rakyatnya menjadi lebih baik dan sejahtera

 


Kecintaan Yance kepada Rakyat Indramayu

Nama Yance memang begitu populer di Indramayu, kepopuleran Yance ini tak lepas dari semua yang beliau perbuat untuk kemajuan daerahnya. Yance juga sangat dikenal di kalangan rakyat kecil, ini semua karena kebijakannya pembangunanpun selalu berpihak kepada rakyat kecil arti pembangunan, bila keberhasilan tidak dapat dinikmati oleh masyarakat di daerah terpencil, perbatasan, miskin, dan termarginalkan. Pembangunan semacam itu bisa menyeret ke tidak stabilan, tidak hanya di daerah, tetapi juga secara nasional. Karena itu, pembangunan harus bisa mensejahterakan rakyat tanpa pandang bulu.

Keberadaan Yance sebagai Bupati Indramayu 2000-2010 memang tak dapat dipisahkan dari rakyatnya, ibarat sebuah kehidupan, rakyat telah menyatu dalam dirinya. Setiap nadi dan nafas hidupnya selalu diperuntukkan untuk rakyat. Untuk bisa memberikan pelayanan kepada masyarakat, yang paling bawah, Yance telah banyak melakukan debirokratisasi dan deliberalisasi pemerintahannya, agar lebih berpihak pada masyarakat. Kebijakan Rakyat Ketemu Bupati, Rakyat Ketemu Camat, Wajar Dikdas, berobat gratis, Optimalisasi BAZ dan Pendirian Yayasan Gempur Gakin merupakan contoh konkrit Bupati dalam memutus mata rantai birokrasi dalam memberikan pelayanan pada masyarakat.

 


Profesionalisme PNS Indramayu

Dalam usahanya memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat, seorang PNS harus mempunyai kualifikasi dan kemammpun yang mumpuni dibidangnya. Kemampuan tersebut akan menunjang kelancaran kerja sehingga akan mengefektifkan pekerjaan.

Kemampuan dan profesionalisme PNS ini juga sangat diperhatikan Kang Yance atau H. Irianto MS Syafiuddin, Bupati Indramayu 2000-2010 saat beliau menjabat. Peningkatan profesionalisme PNS tersebut dilakukan dengan jalan memberikan bantuan tugas belajar, ikatan dinas untuk melanjutkan pendidikan baik S1 maupun S2 diberbagai perguruan tinggi terkenal di Indonesia.

Kang Yance juga mengencarkan pendidikan dan pelatihan bagi PNS, baik bagi pendidikan dan pelatihan prajabatan calon PNS daerah, pendidikan dan pelatihan teknis tugas dan fungsi bagi PNS daerah, maupun pendidikan dan pelatihan struktural bagi PNS daerah.

Pendidikan dan pelatihan PNS yang dilakukan Kang Yance untuk meningkatkan profesionalisme PNS daerah di Kabupaten Indramayu, diharapkan mampu meningkatkan profesionalisme kerja dalam melayani masyarakat.


Pemenuhan Gizi Keluarga di Indramayu

Secara luas banyak pekarangan-pekarangan kosong disekitar rumah yang belum di manfaatkan secara optimal, masyarakat Indramayu biasanya memanfaatkan pekarangan kosong sebagai taman yang tidak mempunyai nilai lebih selain cuma sebatas memperindah suasana. Padahal pekarangan kosong tersebut bisa dipakai untuk ditanami berbagai sayuran dan tanaman holtikultura yang dapat digunakan sebagai penyuplai gizi keluarga.

Melalui program yang digulirkan Yance Irianto bupati Indramayu saat itu, melalui berbagai stimulasi masyarakat untuk melakukan pemanfaatan pekarangan yang ada disekitar rumah untuk kegiatan produktif semisal menanam sayuran, memelihara ikan dan hewan ternak secara maksimal hampir bisa dipastikan dapat memenuhi kebuutuhan sayuran maupun ikan yang akan meningkat. Secara ekonomi juga sangat menguntungkan karena masyarakat tidak perlu membayar untuk dapat menikmati sayuran dan bila berlebih bisa meniingkatkan pendapatan keluarga.

Pemanfaatan pekarangan sebagai penyuplai gizi keluarga dengan memanfaatkan pekarangan mampu meningkatkan keterampilan keluarga dan masyarakat dalam pemanfaatan lahan, memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga

 


Mengatasi Masalah Kurang Gizi di Indramayu

Rendahnya kesadaran gizi dalam masyarakat Indramayu, tidak lepas dari masalah kemiskinan yang juga mendera wilayah itu. Untuk itu diperlukan kesadaran untuk mengatasi masalah gizi tersebut. Peran serta dari pemerintah mutlak diperlukan untuk memberikan kesadaran terhadap keluarga miskin akan pentingnya gizi bagi anak-anak mereka.

Melalui peran serta dari pemerintah dan didukung dengan partisipasi dari masyarakat, Yance Irianto Bupati Indramayu 2000-2010 menggulirkan program pemberian makanan tambahan (PMT) yang difokuskan kepada anak-anak melalui posyandu di seluruh KabUpaten Indramayu. pemberian makanan tambahan dan vitamin dilakukan di 2.207 Posyandu dan 313 desa. Kang Yance menggelontorkan dana dari APBD dalam pemberian makanan tambahan (PMT). Untuk meningkatkan kualitas makanan tambahan bagi balita, Yance juga mengalokasikan dana sebesar Rp. 15.000 setiap Posyandu setiap bulannya dari Yayasan Gempur Gakin.

Untuk meningkatkan gizi masyarakat juga dilakukan pelatihan kepada tenaga pelaksana gizi (TPG) puskesmas, bidan desa, kader Posyandu, seluruh keluarga dalam wilayah Posyandu, ketua tim penggerak PKK dan LS/LKP kabupaten. Mereka ini diharapkan bisa menjadi ujung tombak untuk memasyarakatkan sadar gizi di masyarakat.

 

 


Pelatihan Usaha bagi Masyarakat Miskin di Indramayu

Tingginya tingkat kemiskinan dai Kabupaten Indramayu menjadi keprihatinan tersendiri bagi Yance Irianto, Bupati Indramayu saat itu, menghadapi fenomena kemiskinan yang seolah telah membudaya di masyarakatnya ditambah pola hidup masyarakat yang cenderung konsumtif merupakan beban yang harus diselesaikan oleh beliau, jika di runut, benar adanya keterkaitan antara pola hidup konsumtif masyarakat Indramayu dengan kemiskinan yang mendera Indramayu, ditambahlagi budaya kemiskinan yang dianggap oleh sebagian warganya sudah merupakan suatu kebiasaan.

Ini menjadi PR besar bagi Yance Irianto pada saat beliau memimpin, mengubah paradigma Indramayu sebagai daerah yang termiskin jelas tugas berat bagi beliau, tetapi karena kepedulian dan perhatiannya kepada rakyat khususnya kepada rakyat miskin, dengan berbagai cara beliau tetap berusaha untuk melakukan berbagai pendekatan untuk merubah kultur tersebut serta meningkatkan produktivitas masyarakat miskin melalui berbagai program pemberdayaan.

Salah satu contoh program yang digencarkan beliau adalah pelatihan dan ketrampilan berusaha bagi keluarga miskin. Pelatihan dan bantuan kepada usaha ekonomi produktif (UEP) pada 2008 dilaksanakan di Desa Leuwigesik, Kecamatan Krangkeng, Desa Cibereng, Kecamatan Terisi, dan Desa Karangkerta, Kecamatan Tukdana.

Pelatihan masyarakat kemiskinan juga ditujukan kepada Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE) dalam bentuk KUBE (Kelompok Usaha Bersama) melalui usaha ekonomi produktif. Pelaksanaan pelatihan dan bimbingan dilaksanakan di Desa Winakarya Kecamatan Haurgeulis; Desa Karangtumaritis Kecamatan Haurgeulis; dan Desa Kedungwungu Kecamatan Anjatan.

Tak hanya itu Yance juga menyalurkan dana pendampingan Kredit Dakabalarea bekerjasama dengan PT. Bank Jabar Indramayu dengan sasaran kelompok usaha calon penerima kredit pada tahun 2007. Dakabalarea ini menjangkau 30 kelompok usaha dengan anggota 286 orang dengan total anggaran Rp 372.500.000. Dimana masing masing kelompok bisa mendapatkan kredit modal usaha sebesar 5 juta rupiah s/d 20 juta rupiah.

Dari berbagai pelatihan usaha dan pemberian dana kredit tersebut diharapkan mampu menunjang keberlangsung usaha kelompok masyarakat miskin yang tersebar di Indramayu hingga mampu meningkatkan taraf hidup dan perekonomian keluarga mereka sehigga kedepannya mereka diharapkan terbebas dari belenggu kemiskinan.


Kewajiban MDA anak Indramayu

Satu lagi kewajiban belajar yang dicanangkan oleh Yance Irianto Bupati Indramayu 2000-2010, setelah sukses dengan Wajar 9 dan 12 Tahun Yance menambahkannya dengan Wajib Belajar MDA (Madrasah Diniyah Awaliyah). Tujuan dari pendidikan MDA ini adalah untuk membentuk generasi Indramayu yang memiliki pengetahuan dan dasar agama yang kuat, berbudi pekerti, berakhlakul karimah, dan juga bermoral baik. Langkah ini dilakukan Yance sebagai investasi moral yang akan dipetik pada masa yang akan datang, berupa manusia Indramayu yang berakhlakul karimah.

Gagasan untuk MDA ini juga diperkuat dengan terbitnya Perda No 2 tahun 2003 tentang wajib belajar madrasah diniyah akan membangun generasi masa depan yang mempunyai pemikiran cerah dalam sisi spiritual. MDA wajib di ikuti oleh anak-anak usia SD sebagai syarat untuk menempuh pendidikan setelah SD, jadi boleh dibilang tanpa ijazah MDA mustahil siswa SD Indramayu bisa amelanjutkan pendidikan ke jenjang SMP.

Beruntung masyarakat merespon Perda tersebut secara positif. Hal ini tercermin dari antusias masyarakat untuk mendirikan MDA secara swadaya. Begitu besarnya antusias masyarakat, dalam waktu singkat diseluruh dusun maupun desa di Indramayu sekarang ada MDA. Bila pada tahun 2000 di Indramayu terdapat 375 MDA, maka pada tahun 2007 meningkat menjadi 826 MDA. Begitu juga dengan guru MDA, bila pada tahun 2000 terdapat 1.892 guru, pada tahun 2007 meningkat menjadi 4.324 guru. Jumlah tersebut tentu semakin meningkat pada tahun 2010.


Daerah Rawan Rob di Pesisir Indramayu

Sebagai daerah pantai dan memiliki banyak desa yang terletak di Pesisir Utara Indramayu, sangat rentan terhadap bencana gelombang air pasang, setidaknya ada 14 kecamatan yang rawan berhadap mencana rob ini seperti Krangkeng, Karangampel, Juntunyuat, Balongan, Indramayu, Sindang, Pasekan, Cantingi, Arahan, Lobener, Losarang, Kandanghaur, Patrol dan Sukra.

Seperti pada pertengahan Februari 2009, ketika gelombang pasang mencapai 3 m, pemukiman di Eretan Kulon, Kecamatan Kandanghaur diterjang gelombang air laut, hingga rumah warga banyak yang terendam air antara 40-60 cm. Sampah dan lumpur laut tanpa permisi masuk ke perkampungan warga.

Realitasnya memang gelombang pasang yang menjadi momok penduduk pesisir, Yance Irianto selaku Bupati Indramayu saat itu memelopori Program Peningkatan Mitigasi Bencana Alam Laut dan Prakiraan Iklim Laut, dengan membangun Talud/Break Water penahan abrasi pantai. Program ini memang dilaksanakan secara selektif, mengingat anggaran yang tersedia terbatas, sementara kebutuhan anggaran yang diperlukan besar.

beberapa program pembangunan yang telah dijalankan antara lain pembangunan pemecah ombak (break water) yang tersebar di Desa Dadap sepanjang 717,6 m2, Desa Limbangan 617 m2, Desa Eretan Wetan 422 m2 dan desa Eretan Kulon 553,5 m2 telah menghabiskan anggaran senilai Rp. 6.7 milliar dan mengalokasikan anggaran Rp. 10,86 miliar, dengan sasaran daerah pemukiman dan daerah pertambakan yang terkena abrasi pantai. Pembangunan Talaud ini dilaksanakan untuk melanjutkan Talud di Eretan Kulon, Kecamatan Kandanghaur, Desa Dadap, Kecamatan Juntinyuat dan Desa Balongan Kecamatan Balongan. Pembangunan Talaud ini sangat menolong bagi upaya mempertahankan lingkungan pesisir yang kondisinya sudah parah.

Masih banyak yang dikerjakan oleh Pemerintah Kabupaten Indramayu untuk membangun Break Water. Namun secara bertahap, tiap tahun Yance mengalokasikan anggaran untuk membangun pemecah gelombang di bibir pantai. Ini pekerjaan besar yang tentu saja tak boleh berhenti, karena ini menyangkut ketenangan dan ketentraman penduduk pesisir pantai di Indramayu.

 


Upaya Pengembangan PPI & TPI di Kabupaten Indramayu

Keberadaan nelayan Indramayu yang begitu banyak dan tersebar di kecamatan-kecamatan disepanjang pesisir Indramayu sebagai pemasok kebutuhan ikan laut untuk Indramayu,Jawa Barat, atau bahkan sampai Jakarta musti diberikan perhatian khusus. Besarnya hasil laut yang dihasilkan nelayan-nelayan tersebut mampu menyumbang pendapatan asli daerah (PAD) dan mampu meningkatkan percepatan pertumbuhan ekonomi masyarakat khususnya wilayah pesisir Indramayu.

Untuk itu guna menunjang berbagai aktivitas kegiatan perikanan tangkap, perlu adanya peningkatan sarana dan prasarana pendukung kegiatan tersebut seperti pembangunan sejumlah PPI dan TPI. Pembangunan TPI dan PPI tentunya memerlukan dana yang tidak sedikit dan tentu harus dilakukan secara bertahap dengan prioritas serta kerkesinambungan.

Dari hasil usaha pengembangan PPI maupun TPI tersebut setidaknya Pemkab Indramayu dibawah kepemimpinan Yance Irianto, Bupati Indramayu saat itu berhasil membangun TPI Eretan Wetan dan Tegalagung serta merevitalisasi beberapa TPI seperti TPI Singaraja, Majakerta, Tegalagung.

Kegiatan ini terus berlanjut, dimana eskalasinya semakin luas dan menyentuh permasalahan mendasar yang dihadapi oleh PPI. Seperti pada 2008 dilakukan penyempurnaan jembatan di Desa Karangsong Kecamatan Indramayu; pembangunan jetty pengarah arus sungai Sigendang (104 m); pembangunan ruang parker PPI Gayem (152 m); rahabilitasi TPI Majakerta (186 m); pembangunan ruang pengepakan dan MCK PPI Karangsong (150 m); dan pembangunan TPI dan kantor KUD di PPI Sukahaji (72 m). Kegiatan yang cukup signifikan untuk merevitalisasi pelabuhan dilakukan di PPI Karangsong, yaitu dengan membangun kolam labuh dan pengadaan tongkang kapal keruk, jembatan bergerak, dan tempat sandar perahu nelayan (2006).

Untuk melengkapi pembangunan PPI ini, juga dilakukan pengerukan alur lalu lintas perahu/kapal pada muara sungai. Hal ini dilakukan karena sedimentasi sungai dan muara-muara di lokasi PPI dan TPI semakin tinggi dan lingkungan pesisir yang semakin kompleks. Pengerukan ini dilaksanakan hampir setiap tahun untuk menjamin para nelayan bisa melakukan pendaratan yang cepat dan tepat, agar hasil tangkapan bisa dipasarkan di tempat pelelangan ikan yang umumnya berdekatan dengan pangkalan pendaratan ikan. Dengan keberadaan PPI tersebut tak hanya kapal/perahu nelayan Indramayu yang berlabuh di sana, tetapi juga banyak kapal/perahu dari berbagai daerah yang berlabuh disana, tetapi juga banyak kapal/perahu dari berbagai daerah yang berlabuh dan melelangkan hasil tangkapannya di Indramayu

 

 


Pentingnya Pengembangan UMKM di Indramayu

UMKM merupakan bagian penting dari perekonomian suatu negara maupun daerah, begitu juga dengan negara Indonesia ukm ini sangat memiliki peranan penting dalam lajunya perekonomian masyarakat. UMKM yang tersebar di Indramayu juga tak lepas dari perhatian Yance Irianto, Bupati Indramayu 2000-2010, hal itu karena menurut pemikiran Yance, para pelaku usaha kecil ini telah memberikan kontribusi yang besar terhadap perekonomian di Indramayu. Bahkan tidak sedikit dari produk usaha mikro dan kecil di Indramayu menjadi unggulan di daerah lain. Produk seperti Kerupuk Udang desa Sindang, Blok Dukuh Indramayu justru menjadi produk unggulan di Cirebon dan Sidoarjo. Banyak masyarakat di Jawa lebih mengenal kerupuk Cirebon dan Sidoardjo, di banding kerupuk Indramayu.

Selain itu UMKM Indramayu yang berbasis produk perikanan cepat berkembang, hal ini selain didukung oleh sumber daya alam, juga di dukung oleh program Pemkab Indramayu maupun pemerintah provinsi dan pusat dalam bentuk bantuan mesin dan peralatan, pelatihan teknologi industri maupun promosi dari pasar uang berjangka. Perlu disadari bahwa untuk tetap meningkatkan mutu dari suatu produk UMKM perlu terus dilakukan peningkatan keterampilan di kalangan UMKM, juga di laksanakan pendidikan dan pelatihan dan bantuan modal kepada para pelaku usaha kecil menengah di Kabupaten Indramayu.

Kemampuan daya saing UMKM Indramayu, dapat ditingkatkan dengan peningkatan kualitas hasil produksi yang dihasilkan oleh pelaku UMKM memangkas ongkos distribusi, peningkatan infrastruktur serta promosi produk yang dihasilkan.